Estetika dalam Foto Seni
Estetika di dalam foto seni didapatkan
apabila telah ditemukan titik estetika yaitu momentum pengalaman
kesadaran roh manusia seniman maupun pengapresiasi seni yang persis
berada di tengah-tengah antara yang rohani dan yang jasmani, di mana
titik ini di alami sekejap namun bernuansa mendalam di dalam yang
“tragis” (manakala:roh”dikalahkan”jasmani”), yang sublim (manakala roh
menang atas kebaikan), dan yang asri (gracious:manakala kebaikan menang
atas kebenaran) (lihat Mudji Sutrisno dan Chris Verhaak, Estetika
Filsafat Keindahan, Kanisius,1993).
Dalam estetika di kenal dua pendekatan: yang pertama ingin langsung meneliti keindahan itu dalam benda-benda / alam indah serta seni itu sendiri atau mau lebih; yang kedua menyoroti
situasi kontemplasi rasa indah yang sedang dialami (pengalaman
keindahan dalam diri orangnya). Pengalaman estetika berkait erat dengan
soal perasaan, dimana bila foto seni dikatakan memiliki estetika dengan
ciri foto tersebut tidak hanya mampu mengeploitasi keindahan tersebut
melainkan foto seni menyumbangkan nilai-nilai humanisme universal kepada
umat manusia. Fotografi tidak hanya sebagai ekses kemudahan alat rekam,
namun di sana tercermin sebuah proses pencitraan gagasan dan estetika
yang lebih transenden.
*sumber : http://fotografi.isi-dps.ac.id/berita/%E2%80%9Cfoto-seni%E2%80%9D-konsep-estetika-dalam-fotografi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar